[KUTAMBATIKATKAN]
kutambatikatkan jemari pada larik puisi
yang melirik dan menarik lengan kuli pelabuhan
"duduklah, aduk kopi hitam langit malam"
engkau akan temukan gelembung dan busa
di bibir cangkir; kecup dan rasakan pahit getir uap kabut asap
lalu usap dengan punggung tangan segala yang ngalir sebagai asin keringat
engkaulah sampan yang diayun riak dan ombak
di pasar lopak, menjajakan pakaian dan kepalsuan
: masihkah kaurindu kebebasan abadi?
[SAMPAN]
ikattambatkan dirimu di pelabuhan
penuh keyakinan; bersandarlah
hanya pada kesadaran bahwa hidup ialah menghirup nafas
tak lelah melafazkan nama-nama kebesaran
sampanku, simpanlah gejolak dalam dadamu
larung dan alirkan dalam pori dan sendi
di ujung jemari menunding hanya pada satu alamat
dzat yang menciptakan ayat-ayat
[DI PELABUHAN]
ia yang melisankan ayat-ayat dalam kitab
ialah pelabuhan yang hendaklah dirapatdekatkan
dalam dekap; begitu banyak alamat dan isyarat
namun ikattambatkan sampan impianmu
di pelabuhan
13/10/2011